Minggu, 24 April 2016

PAPIKA Itu Apa Sih..?

PAPIKA adalah sebuah organisasi sub karang taruna yang berada di Lingkungan Kaliancar, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. PAPIKA yang merupakan singkatan dari Pemuda-Pemudi Kaliancar ini terbentuk pada tahun 1986, dan masih eksis hingga sekarang. Dimana pada saat ini organisasi-organisasi kepemudaan semacam itu sudah banyak yang punah dan hilang ditelan jaman. Organisasi yang bersifat  sosial ini berdiri diawal bulan Agustus tahun 1986 yang dipelopori oleh tokoh-tokoh pemuda dan juga didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat di lingkungan Kaliancar waktu itu.

Dilatarbelakangi karena keinginan untuk menumbuhkan rasa kepedulian generasi muda dalam hal sosial kemasyarakatan seperti sinoman (membantu orang hajatan), kerja bakti dll. Dan juga untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan generasi muda kepada Allah SWT. Serta untuk memberikan kegiatan yang positif dalam mengisi waktu luang bagi generasi muda Kaliancar, seperti olah raga, kesenian dan lain-lain. Karena waktu itu Remaja Kaliancar bisa dibilang mempunyai prestasi dalam hal olah raga, khususnya Bola Volley.  Tim Bola Volley Kaliancar di tahun 80an termasuk tim yang sangat disegani di Kecamatan Selogiri. Dengan nama Vokal (Volley Kaliancar), tim ini pernah menjadi Juara Volley se-Kecamatan Selogiri. Bahkan pernah menjadi tim inti Kecamatan Selogiri saat menjadi Runner Up tingkat Kabupaten Wonogiri (kalah dengan Kec. Wonogiri yang mayoritas dihuni pemain-pemain BRI). Dan tidak hanya Volley, Cemoro Sewu FC juga termasuk tim Sepak bola yang sangat disegani saat itu.

Sedangkan dalam hal kesenian remaja Kaliancar selalu rutin mengadakan pentas seni. Baik musik maupun kesenian yang lain sebagai hiburan masyarakat. Karena adanya budaya di masyarakat Kaliancar sekitar tahun 80an, yang selalu mengadakan kegiatan pentas/panggung hiburan 2 kali dalam setahun. Yaitu Halal Bihalal yang diadakan setelah Hari Raya Idul Fitri dan Pentas Seni Kemerdekan yang diadakan di bulan Agustus dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI.

Bagi kami (warga Wonogiri) yang penduduknya sebagian besar adalah perantau, pentas Halal Bihalal waktu itu adalah kegiatan yang harus dilakukan. Karena saat Hari Raya Idul Fitri para perantau yang dari kota-kota besar pasti pulang ke kampung untuk merayakan Idul Fitri di rumahnya, sekaligus bersilaturahmi dengan orang tuanya masing-masing. Dan acara Halal Bihalal adalah kegiatan yang sangat tepat sebagai ajang untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan teman ataupun tetangga yang sudah lama ditinggalkannya merantau, karena waktu itu belum ada teknologi informasi seperti sekarang ini. Selain itu juga sebagai sarana hiburan bagi para perantau yang selama 1 tahun sibuk bekerja di kota perantauannya.

Layaknya sebuah organisasi resmi, PAPIKA pun juga mempunyai AD/ART untuk menjalankan keberadaannya agar sesuai dengan visi misi para pendirinya. Pertemuan atau rapat rutin setiap bulan sekali selalu dilakukan pada hari sabtu malam minggu di minggu pertama. Adapun dana diambil dari iuran rutin anggota yang dibayar sebulan sekali ketika waktu rapat tersebut. Dana juga didapat dari hasil menyewakan Sound System, lampu dan menyewakan peralatan hajatan seperti taplak meja, Gordyn dll. Selain itu dana juga diambil dari para donatur yang sukarela menyumbangkan hartanya untuk perkembangan PAPIKA. Para donatur yang dimaksud adalah para perantau yang bukan anggota PAPIKA (yang sudah tua/yang sudah menikah), dan tokoh masyarakat yang peduli dengan PAPIKA.

Anggota PAPIKA waktu itu adalah remaja Kaliancar yang belum menikah, sedangkan yang sudah berumur 14 tahun atau kelas 2 SMP wajib masuk menjadi anggota. Dengan dukungan para orang tua dan tokoh masyarakat, keberadaan PAPIKA waktu itu sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat di Lingkungan Kaliancar. Tidak tanggung-tanggung PAPIKA pun juga mempunyai sekretariat sebagai home base yang sekaligus sebagai tempat untuk menyimpan inventaris. 

Pada awal berdirinya, PAPIKA mempunyai perpustakaan yang buku-bukunya didapat dari sumbangan anggota maupun warga untuk memberikan tempat bagi warga Kaliancar yang suka membaca dan sekaligus untuk mendidik anggotanya agar suka membaca buku (supaya mempunyai pengetahuan yang lebih luas). Sedangkan untuk sarana informasi ataupun untuk menyampaikan pengumuman ke anggota, PAPIKA juga mempunyai papan pengumumuman yang bernama majding (majalah dinding) KARISMA (singkatan dari Komunikatif, Aspiratif, Informatif & Imajinatif) yang kemudian menjadi sarana kreatifitas bagi anggota PAPIKA yang senang menulis (puisi, cerpen dll) maupun yang senang menggambar kartun.

Setiap 2 tahun sekali PAPIKA selalu ganti pengurus, karena masa jabatan Ketua dan Pengurus yang lain hanya 2 tahun dan bisa dipilih lagi di periode berikutnya. Sedangkan logo PAPIKA awalnya adalah sebuah lingkaran yang didalamnya ada 3 buah lingkaran yang saling berkaitan yang setiap 1 lingkarannya mempunyai 1 kaki (seperti huruf P). Tapi karena perkembangan jaman logo PAPIKApun berubah menjadi lebih elegan, yaitu dengan bentuk kotak yang ujung-ujungnya dibuat melengkung.



Tidak hanya itu, PAPIKA pada waktu itu juga mempunyai beberapa departemen yang sangat dibanggakan. Yaitu :

- Seksi Kerohanian, yang menggerakkan warga untuk senang beribadah agar menuju hidup barokah dan keseimbangan dunia dan akherat. Karena waktu itu belum ada ta'mir di masjid Al 'Amin (masjid lingkungan Kaliancar), sehingga semua kegiatan keagamaan di lingkungan masjid Al 'Amin digerakkan PAPIKA.

- Seksi Usaha, bertugas untuk memberikan pemasukan uang dengan menyewakan sound system, menyewakan lampu, menarik pembayaran listrik warga Kaliancar dengan cara door to door.

- Seksi Sinoman, bertugas mengorganisir anggota untuk membantu orang punya hajat.

Seksi Olah Raga, membawahi tim bola volley (Vokal) dan tim sepak bola (Cemoro Sewu FC)

Gembring, sebagai wadah bagi anggota yang suka dengan teater. Dan teater gembring ini selalu tampil apabila ada panggung pentas seni maupun halal bihalal.

Kemudian dalam perkembangannya ternyata PAPIKA telah menjadi kawah Candradimuka bagi Generasi Muda Kaliancar sebelum mereka terjun ke tengah-tengah masyarakat yang sesungguhnya setelah lulus sekolah. Seperti  dalam lingkungan pekerjaan, lingkungan perantauan, bahkan dalam lingkungan organisasi yang lebih besar (partai misalnya). Karena selain belajar berorganisasi mereka juga belajar berusaha/bekerja, meningkatkan mental spiritual dan sekaligus menyalurkan bakat dalam olah raga maupun kesenian.

Sampai sekarang PAPIKA masih berdiri tegak, meskipun di tengah-tengah masyarakat yang apatis dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Gejala seperti ini memang sudah terjadi dimana-mana (Negara kita), karena berkembangnya peradaban kearah modernisasi dan rasionalisasi. Sehingga membuat masyarakat seakan larut dalam euforia untuk mensejahterakan diri sendiri (mengejar kemakmuran) tanpa melihat bagaimana fenomena yang terjadi di negaranya (sekitarnya). Pengaruh perkembangan informasi dan era globalisasi yang mulai merebak di negara kita juga menjadi ancaman yang sangat menakutkan bagi generasi muda. Mereka sudah mulai meninggalkan kebudayaannya yang menjadi jati dirinya.

Tapi itu tidak berarti bagi kami…bagi generasi muda Kaliancar…bagi PAPIKA.

Karena Kami akan selalu ada…PAPIKA akan selalu setia menemani warga Kaliancar. Karena PAPIKA adalah semangat dan jiwa Generasi Muda Kaliancar…Bravo PAPIKA

Itulah tulisan saya tentang PAPIKA…bagi teman-teman yang lebih tahu silahkan ikut menambahkan atau meralat apabila ada kesalahan saya dalam menulis.

Terimakasih




Sumber : MasTik

3 komentar:

  1. tambahkan mas ceneng seksi dakwah...yang akan menggerakkan warga untuk senang beribadah untuk menuju barakhah dan keseimbangan dunia dan akherat...salam Papika

    BalasHapus
  2. tambahkan mas ceneng seksi dakwah...yang akan menggerakkan warga untuk senang beribadah untuk menuju barakhah dan keseimbangan dunia dan akherat...salam Papika

    BalasHapus
  3. Nggih om...maturnuwun revisinya...salam Papika juga

    BalasHapus